Pages

This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Senin, 24 Maret 2014

Makalah Suspensi



    A.    PENGERTIAN
Suspesi adalah sediaan cair mengandung partikel padat tidak larut yang terdispersi dalam    fase cair
Macam-macam suspensi :
1.      Suspensi oral adalah sediaan cair yang  mengandung partikel padat dalam  bentuk halus yang terdispersi dalam fase  cair dengan bahan pengaroma yang sesuai, yang ditujukan untuk penggunaan oral.
2.      Suspensi topikal adalah sediaan cair yang mengandung partikel padat dalam bentuk halus yang terdispersi dalam  cairan pembawa cair yang di tunjukkan untuk penggunaan kulit.
3.      Suspensi tetes telinga adalah  sediaan cair yang mengandung partikel-partikel halus yang ditunjukan untuk di teteskan pada telinga bagian luar.
4.      Suspensi optalmik adalah sedian cair steril yang mengandung partikel sangat halus yang terdispersi dalam cairan pembawa untuk pemakaian pada mata.
5.      Suspensi untuk injeksi adalah sediaan berupa suspensi serbuk dalam medium cair yang sesuai dan tidak disuntikkan secara intravena atau ke dalam larutan spinal
6.      Suspensi untuk injeksi terkontitusi adalah sediaan padat kering dengan bahan pembawa yang sesuai untuk membentuk larutan yang memenuhi semua persyaratan untuk suspensi. Steril setelah penambahan bahan yang sesuai.

     B.    STABILITAS SUSPENSI
Beberapa faktor yang mempengaruhi stabilitas suspensi:

1.      Ukuran partikel
2.      Kekentalan (viskositas) : tidak boleh terlalu tinggi agar sediaan mudah dikocok dan dituang
3.      Jumlah partikel (konsentrasi)
4.      Sifat atau muatan partikel

Bahan pensuspensi atau suspending agent dikelompokan menjadi dua, yaitu :
1.      Bahan pensuspensi dari alam
Bahan pensuspensi alam dari jenis gom sering disebut gom/hidrokoloid. Gom dapat larut atau mengembang atau mengikat air sehingga campuran tersebut membentuk mucilago atau lendir. Dengan terbentuknya mucilago maka viskositas cairan tersebut bertambah dan akan menambah stabilitas suspensi. Kekentalan mucilago sangat dipengaruhi oleh panas, pH dan proses fermentasi bakteri.
Hal ini dapat dibuktikan dengan suatu percobaan :
·         Simpan 2 botol yang berisi mucilago sejenis.
·         Satu botol ditambah dengan asam dan dipanaskan, kemudian keduanya disimpan ditempat yang sama.
·         Setelah beberapa hari diamati ternyata botol yang ditambah dengan asam dan dipanaskan mengalami penurunan viskositas yang lebih cepat di banding dengan botol tanpa pemanasan.

Termasuk golongan gom :
·         Acasia
Bahan ini diperoleh dari eksudat tanaman akasia sp, dapt larut dalam air, tidak larut dalam alkohol
·         Tragakhan
merupakan eksudat dari tanaman astragalus gumnifera
·         Chondrus
dari tanaman chondrus crispus atau gigartina mamilosa, dapat larut dalam air, tidak larut dalam alkohol, bersifat alkali
·         Algin
diperoleh dari beberapa spesies ganggang laut

Golongan bukan gom
Suspending agent dari alam bukan gom adalah tanah liat. Tanah liat yang sering dipergunakan untuk tujuan menambah stabilitas suspensi ada 3 macam yaitu bentonite, hectorite dan veegum. Apabila tanah liat dimasukkan ke dalam air mereka akan mengembangkan dan mudah bergerak jika dilakukan penggojokan. Peristiwa ini disebut tiksotrofi. Karena peristiwa tersebut, kekentalan cairan akan bertambah sehingga stabilitas dari suspensi menjadi lebih baik. Sifat ketiga tanah liat tersebut tidak larut dalam air, sehingga penambahan bahan tersebut ke dalam suspensi adalah dengan menaburkannya pada campuran suspensi. Kebaiakan bahan suspensi dari tanah liat adalah tidak dipengaruhi oleh suhu/panas dan fermentasi dari bakteri, karena bahan-bahan tersebut merupakan senyawa anorganik, bukan golongan karbohidrat

  
2.      Bahan pensuspensi sintetis

    •   Derivat selulosa
Termasuk dalam golongan ini dengan metil selulosa (methosol, tylose), karboksi metil selulosa (CMC), hidroksi metil selulosa.
Di belakang dari nama tersebut biasanya terdapat angka/nomor, misalnya methosol 1500. Angka ini menunjukan kemampuan menambah viskositas dari cairan yang dipergunakan untuk melarutkannya. Semakin besar angkanya berarti kemampuannya semakin tinggi. Golongan ini tidak diabsorbsi oleh usus halus dan tidak beracun, sehingga banyak dipakai dalam produksi makanan. Dalam farmasi selain untuk bahan pensuspensi juga digunakan sebagai laksansia dan bahan penghancur/disintregator dalam pembuatan tablet.

    • Golongan organik polimer
Yang paling terkenal dalam kelompok ini adalah Carbophol 934 (nama dagang suatu pabrik). Merupakan serbuk putih bereaksi asam, sedikit larut dalam air, tidak beracun dan tidak mengiritasi kulit, serta sedikit pemakaiannya. Sehingga bahan tersebut banyak digunakan sebagai bahan pensuspensi. Untuk memperoleh viskotas yang baik diperlukan kadar +- 1%.
Carbophol sangat peka terhadap panas dan elektrolit. Hal tersebut akan mengakibatkan penurunan viskositas dari larutannya.

    C.    CARA MENGERJAKAN OBAT DALAM SUSPENSI

1.      Metode pembuatan suspensi
Suspensi dapat dibuat secara :
·         Metode dispersi
Ditambahkan bahan oral kedalam mucilage yang telah terbentuk, kemudian diencerkan
·         Metode Presitipasi
        1.  Zat yang hendak didispersikan dilarutkan dulu dalam pelarut organik yang hendak dicampur dengan air
        2. Setelah larut dalam pelarut organik larutan zat ini kemudian di encerkan dengan latrutan pensuspensi dalam air sehingga akan terjadi endapan halus tersuspensi dalam air seningga akan terjadi endapan halus tersuspensi dengan bahan pensuspensi.

2.      Sistem pembentukan suspensi
      1. Sistem flokulasi : Partikel terflokulasi terikat lemah, cepat mengendap dan pada penyimpanan tidak tejadi cake dan mudah tersuspensi kembali
      2. Sistem deflokulasi : Partikel deflokulasi mengendap perlahan dan akhirnya membentuk sedimen, dimana terjadi agregasi akhirnya terbentuk cake yang keras dan sukar tersuspensi kembali
Sifat-sifat partikel flokulasi dan deflokulasi :
      •   Deflokulasi :
1.      Partikel suspensi dalam keadaan terpisah satu dengan yang lain
2.      Sedimentasi yang terjadi lambat masing-masing partikel mengendap terpisah dan ukuran partikel adalah minimal
3.      Sedimen terbentuk lambat
4.      Akhirnya sedimen akan membentuk cake yang keras dan sukar terdispersi lagi
5.      Ujud suspensi menyenangkan karena zat tersuspensi dalam waktu relatif lama. Terlihat bahwa ada endapan dan cairan atas berkabut.

      • Flokulasi :
1.      Partikel merupakan agregat yang bebas
2.      Sedimentasi terjadi cepat
3.      Sedimen terjadi cepat
4.      Sedimen tidak membentuk cake yang keras dan padat dan mudah terdispersi kembali seperti semula
5.      Ujud suspensi kurang menyenangkan sebab sedimentasi terjadi cepat dan diatasnya tejadi daerah cairan yang jernih dan nyata

       D. FORMULASI SUSPENSI
Membuat suspensi stabil secara fisis ada 2 kategori :
·         Penggunaan “structured vehicle” untuk menjaga partikel deflokulasi dalam suspensi structured vehicle, adalah larutan hidrokoloid seperti tilose, gom, bentoit, dan lain lain.
·         Penggunaan prinsip-prinsip flokulasi untuk membentuk flok, meskipun terjadi cepat pengendapan, tetapi dengan penggojokan ringan mudah disuspensikan kembali.

Pembuatan suspensi sistem flokulasi ialah :
1.      Partikel diberi zat pembasah dan dispersi medium
2.      Lalu ditambah zat pemflokulasi, biasanya berupa larutan elektrolit, surfaktan atau polimer
3.      Diperoleh suspensi flokulasi sebagai produk akhir
4.      Jika dikehendaki agar flok yang terjadi tidak cepat mengendap, maka ditambah structured vehicle
5.      Produk akhir yang diperoleh ialah suspensi flokulasi dalam structured vehicle

Bahan pemflokulasiyang digunakan dapat berupa larutan elektrolit, surfaktan atau polimer. Untuk partikel yang bermuatan positif digunakan zat pemflokulasi yang bermuatan negatif, dan sebaliknya. Contohnya suspensi bismuthi subnitras yang bermuatan positif digunakan zat pemflokkulasi yang bermuatan negatif yaitu kalium fosfat monobase. Suspensi sulfamerazin yang bermuatan negatif digunakan zat pemflokasi yang bermuatan positif yaitu AICI3 (Alumunium trichlorida).


Bahan Pengawet

Penambahan bahan lain dapat pula dilakukan untuk menambah stabilitas suspensi, antara lain, penambahan bahan pengawet. Bahan ini sangat diperlukan terutama untuk suspensi yang menggunakan hidrokoloid alam, karena bahan ini sangat mudah dirusak oleh bakteri.
Sebagai bahan pengawet dapat digunakan butil p. benzoat  (1 : 1250), etil p. benzoat (1 : 500), propil p. benzoat (1 : 4000), nipasol, nipagin + 1 %
Disamping itu banyak pula digunakan garam komplek dari mercuri untuk pengawet, karena memerlukan jumlah yang kecil, tidak toksik, dan tidak iritasi. Misalnya fenil mercuri nitrat, fenil mercuri chlorida, fenil mercuri asetat.
           
E.     PENILAIAN STABILITAS SUSPENSI
1.      Volume sedimentasi
Adalah suatu rasio dari volume sedimentasi akhir (Vu) terhadap volume mula-mula dari suspensi (Vo) sebelum mengendap
2.      Derajat flokulasi
Adalah suatu rasio volume sedimentasi akhir dari suspensi flokulasi (Vu) terhadap volume sedimen akhir suspensi deflokulasi (Voc)
3.      Metode reologi
Berhubungan dengan faktor sedimentasi dan redispersibilitas, membantu menentukan perilaku pengendapan, mengatur vehicle dan susunan partikel untuk tujuan perbandingan
4.      Perubahan ukuran partikel
Digunakan cara freeze – thaw cycling yaitu temperatur diturunkan sampai titik beku, lalu dinaikkan sampai mencair kembali. Dengan cara ini dapat dilihat pertumbuhan kristal, yang pokok menjaga tidak terjadi perubahan ukuran partikel dan sifat kristal